Menu

Senin, 18 Juni 2012

MIRAS Terlaris Di Dunia


 Ghiboo.com - Jinro Soju menjadi minuman keras (miras) terlaris di dunia. Minuman dari Korea --hasil fermentasi beras-- ini mengalahkan Vodka Smirnoff yang merupakan favorit miras di dunia.

Warga Korea sendiri dikabarkan menenggak hampir satu mililiter Jinro Soju setiap bulan. Menurut laporan NY Daily News, Jinro Soju terjual sebanyak 61,4 juta botol. Ini dua kali lebih banyak dari penjualan Vodka Smirnoff yang terjual sebanyak 24,7 juta tahun lalu.

Salah satu makanan yang paling populer sebagai pasangan Soju adalah hidangan bulgogi panggang atau kalibi, bawang putih, kedelai, dan daun bawang yang diasinkan, atau juga bisa dengan snack bar khas Korea.

Di Korea sendiri, pangsa pasar Soju mencapai 58 persen dan hampir satu miliar dari mereka minum 360 ml botol Soju sebulan.


10 top merek minuman keras terlaris di dunia:

1. Jinro Soju (61.380.000)
2. Smirnoff Vodka (24,7 juta)
3. Lotte Liquor Soju (23,9 juta)
4. Emperador Brandy (20,1 juta)
5. Bacardi Rum (19,6 juta)
6. Tanduay Rum (18,7 juta)
7. Pirassununga Cachaca (18,6 juta)
8. Johnnie Walker Whiskey-scotch (18 juta)
9. Officer's Choice Whisky-India (16,5 juta)
10. McDowell No 1 Whisky-India (16,1 juta)

Indonesia Diambang Lonceng Kematian


TRIBUNMANADO.CO.ID, - Senat Mahasiswa (Sema) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsrat Manado bersama Student Community Of Minahasa, City Transformers Community dan Gerakan Mahasiswa Pemuda Indonesia (GMPI) Korda Sulut menggelar dialog kebangsaan di Hotel Formosa Manado, Senin (18/6/2012) kemarin sore.

Dialog yang prakarsai oleh Bakorda Forum Komunikasi Mahasiswa Kekaryaan (Fokusmaker) Sulut serta Depidar Soksi Sulut itu, berlangsung dinamis dengan nuansa dialognya yang sangat aktif. 

Para peserta yang kebanyakan adalah mahasiswa itu, tampak sangat aktif dalam dialog baik memberi argumentasinya maupun pertanyaan kepada para pemateri yang antara lain, Prof Isak Pulukadang, DR Bert Supit, Dolfie Maringka dan Taufik Tumbelaka.

Sebagaimana tema yang diangkat yakni "Nasionalisme Kebangsaan Untuk Indonesia Berdaulat" para pemateri banyak mengupas masalah krisis identitas kebangsaan dewasa ini. 

DR Bert Supit yang dikenal dengan gayanya yang revolusioner dan kritis menyikapi berbagai dinamika sistem kenegaraan, terlebih khusus pada aspek implementasi ideologi Pancasila, menyatakan rasa keprihatinannya melihat kondisi bangsa kekinian. 

Menurut tokoh masyarakat Minahasa ini, jika bangsa dan negara Indonesia tidak menyadari merosotnya nilai kebangsaan dan nasionalisme, lalu tidak membenahinya, maka yang dapat dia katakan bahwa bangsa dan negara ini tinggal menunggu lonceng kematian dibunyikan. 

"Jika pemimpin dan seluruh komponen bangsa ini tidak berbenah, maka tinggal tunggu saja lonceng kematian dibunyikan," tandas Supit.

Sementara itu, pemateri lainnya yakni Taufik Tumbelaka, banyak menyoroti masalah kegagalan generasi 60 an, dimana menurutnya generasi tersebut adalah gagal. 

"Sebetulnya generasi 60 an, antara lain juga ada yang sebagai pemateri ini, adalah generasi gagal karena tidak mampu membawah bangsa ini pada cita-cita kemerdekaan," kata Tumbelaka. 

Untuk ia mengajak generasi sekarang, untuk bersama-sama melakukan berbagai upaya dan terobosan yang revolusioner dan progressif demi perbaikan nasib bangsa ini. "Generasi muda adalah Agen's of Changes, maka dari itu buatlah berubahan atas nasib bangsa ini," imbuhnya.

Kegiatan dialog kebangsaan tersebut terlebih awal dibuka oleh Vicktor Mailangkay serta turut dihadiri oleh Ketua Komisi I, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulut, John Dumais. (tos)

Minggu, 17 Juni 2012

Bayi Cumi Lahir dari Mulut Seorang Nenek

TRIBUNNEWS.COM, Seorang perempuan berusia 63 tahun asal Korea Selatan secara mengagetkan 'melahirkan'  12 bayi cumi-cumi.
 
Seperti dilansir Daily Mail, Sabtu (16/6/2012), perempuan yang tak disebutkan namanya ini tengah makan calamari (cumi-cumi) ketika merasakan nyeri yang tajam di bagian mulutnya. Ia merasakannya hal itu setelah makan masakan berbahan cumi yang dimasaknya sendiri.
 
Kepada dokter ia mengatakan, ada sesuatu yang bergerak di dalam mulutnya. Ketika diperiksa lebih lanjut, dokter menemukan bayi cumi-cumi di dalam mulutnya.
 
Saat itu bentuknya masih berupa bulatan kecil  dan  lengket. Di dalam bulatan kecil inilah terjadi pembuahan sperma milik induk bayi cumi-cumi.
 
Dokter lalu mengeluarkan 12 bayi cumi tersebut dari bagian gusi, lidah dan pipi bagian dalam mulutnya.
 
"Dua belas bayi cumi kecil, putih dan berbentuk gelendong, seperti organisme. Mereka terjebak di selaput lendir lidah, pipi, dan gusi,” tulis laporan ilmiah Pusat Nasional untuk Infromasi Bioteknologi di Bethesda, Maryland,  AS.
 

DEMOKRAT GENCAR DI BOMBARDIR


TRIBUNNEWS.COMPartai Demokrat menganggap hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) sebagai bekal informasi menghadapi Pemilu 2014.

"Kami optimistis bisa di urutan pertama pada pemilu nanti. Masih ada waktu sekitar dua tahun kami bekerja buat rakyat," kata Ketua DPP Partai Demokrat Umar Arsal kepadaTribunnews.com, Minggu (17/6/2012).
Survei LSI yang dilansir di Jakarta hari ini menunjukkan, elektabilitas Demokrat turun ke posisi ketiga. Padahal, pada Pemilu 2009 lalu, partai ini berada di urutan pertama.
Dalam survei ini, Demokrat mendapatkan 11,3 persen. Golkar di urutan pertama dengan 20,9 persen, dan PDI Perjuangan sebesar 14,0 persen.
Umar mengatakan, menurunnya elektabilitas Demokrat tak lepas dari serangan udara bertubi-tubi yang dialamatkan ke Demokrat dalam kurun waktu setahun terakhir.
"Pembentukan opini melalu serangan udara setiap hari, setiap jam. Dikatakan Demokrat semuanya korupsi. Padahal, masih banyak orang-orang baik di Demokrat," papar Umar.
Menurut Umar, korupsi tidak hanya di Demokrat. Pidato Ketua Dewan Pembina Demokrat SBY di depan pendiri Demokrat beberapa waktu lalu, menyebut persentase korupsi oleh kader Demokrat bukan yang tertinggi, dan masih banyak partai lain yang korupsi.
"Nah, pada saatnya kami akan counter (serang balik). Untuk saat ini kami belum sempat counter opini. Counter opini yang kami akan lakukan adalah dengan bekerja secara efektif untuk kembali ke puncak. Sebab, masih ada peluang dua tahun sebelum pemilu untuk meraih simpati rakyat," kata Umar.

Google Map